Selasa, 20 Agustus 2013

Beats Akan Beli Saham HTC?

detail berita
Beats dan HTC (Foto: BGR)
NEW YORK – Pembuat smartphone terbesar di Taiwan, HTC tengah bergulat dengan penurunan penjualan di tengah pasar yang sangat kompetitif. Dilaporkan Wall Street Journal (WSJ), Beats Audio disebut-sebut akan membeli sisa saham smartphone tersebut sebesar 25 persen dan mencari investor baru.

Sebagaimana diketahui, HTC membeli 50,1 persen saham milik Beats senilai USD300 juta pada Agustus 2011. Hal itu dilakukannya sebagai upaya untuk menggabungkan sistem audio fantastis ke dalam perangkat, sehingga dapat memperkuat posisinya di pasar Amerika Serikat (AS).

Dengan optimisme tinggi, produsen smartphone itu yakin langkahnya akan meningkatkan penjualan. Tentu saja hal ini didasari karena HTC ingin mengulang sukses sebagai top seller smartphone berbasis Android di Negeri Paman Sam pada tahun sebelumnya, yakni dengan pangsa pasar 11,8 persen.

Namun, rupanya hanya berselang dua tahun kemudian HTC harus menerima kekalahan telak atas Samsung. Bahkan, kerjasamanya dengan Beats pun dinilai gagal membawa angin segar. Ini memaksa HTC untuk menjual kembali setengah saham mitra audionya tersebut ke rapper asal AS sekaligus pemilik Beats, Dr Dre dan Lovine dengan kerugian USD5 juta tahun lalu.

“Saya belum melihat sinergi yang memadai dari kerjasama tersebut. Beats memiliki sistem audio dan desain yang canggih, tapi ternyata bersama HTC tidak membantu penjualannya yang berarti,” ungkap analis dari BNP Paribas Laura Chen kepada WSJ, sebagaimana disadur dari Telegraph, Selasa (20/8/2013).

Bulan lalu, saham HTC merosot hingga ke level terendahnya selama delapan tahun kehadirannya di jagat ini. Pendapatannya dari NT USD60 miliar dalam tiga bulan terakhir sampai akhir September nanti jauh dari ekspektasi para analis yaitu NT USD72,7 miliar.

Sebaliknya, Beats malah laris manis dan meroket hingga mencapai sekira USD1 miliar pada tahun lalu dari yang awalnya hanya USD200 juta pada 2010 lalu. Tak heran jika HTC mengatakan telah “menikmati kemitraan bisnis yang erat” dengan Beats selama ini.

Meski demikian, hingga kini Beats belum bersedia memberikan komentar apapun terkait kabar yang beredar.
Sumber : http://techno.okezone.com

Survei: 20% Pengguna Android Berpaling ke Apple

detail berita
Apple dan Android (Foto: Deviantart) 
CALIFORNIA – Seolah ingin menepis hasil analisis beberapa pengamat yang belakangan mengatakan bahwa penjualan Apple tengah lesu, perusahaan berbasis di Cupertino ini menunjukkan kepiawaiannya dalam merayu pengguna platform mobile lain untuk beralih kepadanya. Demikian menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Consumer Intelligence Research Partners (CIRP).

Disadur CNet, Selasa (20/8/2013), dalam laporannya yang dimuat di Fortune, CIRP menemukan sebesar 20 persen pembeli iPhone selama periode Juli 2012-Juni 2013 sebelumnya merupakan pengguna perangkat berbasis Android.

Bahkan, tujuh persen diantaranya rela mencampakkan Samsung untuk beralih ke smartphone besutan Apple tersebut. Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa produsen iPhone mampu menyedot konsumen tiga kali lebih banyak dari Samsung (33 persen).

Samsung juga terbukti mahir dalam menjaring pembeli smartphone pertama kali dan pengguna vendor berbasis robot hijau lain untuk beralih kepadanya. Untuk konsumen yang baru hengkang dari feature phone, smartphone asal Negeri Ginseng ini mampu meraih 37 persen. Sementara, Apple hanya mampu mencuri hati mereka sebesar 26 persen saja.

Selanjutnya, sebanyak 43 persen pemilik Samsung juga memiliki perangkat berbasis Android lainnya. Meski demikian, perangkat asal Korea Selatan itu lebih memikat dibanding HTC, Motorola, dan Nokia. Sementara, Apple diketahui jauh lebih unggul dari BlackBerry.

Melalui data yang dikumpulkan oleh CIRP selama empat kuartal juga diketahui sebanyak 500 orang membeli smartphone setiap kurun waktu 90 hari.
Sumber : http://techno.okezone.com

Tips Jika iPhone Mendadak Tidak Berjalan


detail berita
Ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)

NEW YORK – Hampir semua perangkat elektronik terutama smartphone pasti mengalami keadaan sistemnya tidak berjalan sementara (freeze), tak terkecuali iPhone. Meski perangkat besutan Apple ini termasuk smartphone yang diandalkan di kalangan gadget, bukan berarti bebas dari gangguan.

Lalu bagaimana jika iPhone Anda mengalami kondisi freeze tersebut? Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan dengan cepat atasi keadaan freeze tersebut, seperti dikutip Okezone dari Mashable, Senin (19/8/2013):

Restart smartphone Anda
Matikan perangkat Anda dengan cara tekan tombol Sleep/Wake sekira 10 detik hingga muncul logo Apple pada layar. Proses restart ini akan menyelesaikan update atau download aplikasi baru untuk di-instal. Tak hanya itu, restart secara berkala juga merupakan cara untuk menjaga smartphone Anda untuk senantiasa ‘menyegarkan’ sistem internalnya.

Isi ulang daya baterai (Recharge)
Hubungkan pengisi daya (charger) iPhone Anda juga bisa membantu mencairkan sistem atau layar yang terjebak. Jika smartphone Anda sudah dalam kondisi kehabisan daya, maka layar akan tetap menghitam hingga kurang lebih dua menit sebelum ikon pengisian baterai muncul. Jangan langsung digunakan terlebih dahulu.

Menutup berbagai aplikasi ekstra
Jika Anda sedang membuka aplikasi tetapi tiba-tiba berhenti berhenti bekerja, tekanlah tombol Home dua kali. Ketika ikon aplikasi terbuka akan terlihat aplikasi apa saja yang masih berjalan di bagian bawah layar iPhone Anda, tekan dan tahan ikon masing-masing aplikasi hingga bergoyang dan tekan tanda silang berwarna merah untuk menutupnya. Sebab aplikasi yang tidak terpakai dan belum ditutup pada satu waktu, tidak hanya menguras baterai saja tetapi juga dapat memicu freeze. Cobalah untuk hanya membuka aplikasi yang sedang diperlukan dan sering-sering menutup aplikasi yang sudah tidak terpakai.

Tidak cukup ruang lagi
Salah satu alasan terjadinya freeze pada iPhone Anda mungkin disebabkan oleh masalah ruang memori. Misalnya, kapasitas memori internal Anda mencapai 32 GB dan Anda manfaatkan semuanya. Hal ini dapat menyebabkan smartphone Anda mengalami pembekuan atau freeze. Untuk mengatasinya, Anda bisa menghapus beberapa aplikasi yang dianggap kurang penting. Coba untuk sisakan ruang kosong minimal 1-2 GB.

Cek pembaruan (update) OS
Sistem operasi (OS) yang tidak lagi terkini juga bisa menjadi penyebab iPhone sering mengalami kondisi freeze. Untuk memeriksa ketersediaan update, Anda cukup buka Pengaturan (Setting) > Umum (General) > Software Update kemudian ikuti petunjuk di layar. Anda juga bisa memeriksanya dari komputer jika layar handset tidak bekerja dengan baik.

System Restore
Upaya lainnya, Anda dapat mengembalikan sistem iPhone Anda ke pengaturan awal pabrik. Di mana, jika Anda melakukan system restore ini maka secara otomatis akan menghapus semua aplikasi dari perangkat. Oleh karena itu, pastikan bahwa Anda sudah mensinkronisasikan semuanya dengan PC sebelum melakukannya. Untuk mengembalikan aplikasi-aplikasinya, versi iTunes harus up to date. Kemudian hubungkan iPhone Anda ke komputer menggunakan kabel USB yang biasa digunakan untuk mengisi daya baterainya. Pilih iPhone (di kolom sebelah kiri dalam jendela Devices) dan klik Restore di tab Summary untuk mengikuti serangkaian petunjuknya di layar.

Bawa ke gerai service
Jika semua langkah sudah dilakukan, namun masih gagal juga maka Anda mungkin harus membawanya ke gerai untuk memeriksa kondisi iPhone Anda.
Sumber : http://techno.okezone.com

Kalau Dijual, Mau Kemana BlackBerry?

detail berita
CEO BlackBerry Thorsten Heins
WATERLOO – Citra BlackBerry yang dulu begitu dielu-elukan di ranah smartphone kini terkikis. Bahkan, guna menyelamatkan posisi perusahaan telah membuat sebuah komite, yang ditugasi untuk mencari opsi terbaik, bahkan jika perlu menjual perusahaan.

Perusahaan yang dulunya bernama Research In Motion (RIM) itu mengumumkan bahwa sejumlah petinggi perusahaan beserta pemegang saham mayoritas telah membuat Komite Khusus untuk mencari strategi alternatif guna meningkatkan nilai perusahaan dan mendorong pengembangan BlackBerry 10.

BlackBerry sebagaimana dilansir dari The Telegraph, Senin (19/8/2013), memikirkan beberapa pilihan, di antaranya, kemungkinkan melakukan joint venture, strategi kerjasama atau aliansi, bahkan menjual perusahaan.

Komite Khusus dipercaya sebagai penentu langkah perusahaan ini terdiri dari Barbara Stymiest, Thorsten Heins, Richard Lyncgm dan Bert Nordberg. Tim ini akan dikepalai oleh Timothy Dattels.

Pengumuman membuat Komite Khusus untuk menyelamatkan BlackBerry menuai tanggapan. Chairman dan Chief Executive (CEO) dari Fairfax Financial, Prem Watsa merasa bahwa keputusan itu akan menuai sejumlah konflik selama prosesnya, karenanya ia memilih untuk tidak bergabung dengan komite tersebut. Fairfax Financial diketahui sebagai pemegang saham terbesar BlackBerry.

“Saya terus mendukung langkah perseroan, petinggi dan Manajemen selama proses ini, dan Faifax Financial tidak berniat menjual sahamnya saat ini,” kata Watsa.

“Selama beberapa tahun terakhir, manajemen dan perusahaan fokus pada peluncuran platform BlackBerry 10 dan BES 10, menetapkan posisi keuangan yang kokoh, dan mengevaluasi pendekatan terbaik untuk memberikan nilai jangka panjang bagi pelanggan dan pemegang saham,” tutur Ketua Komite Khusus BlackBerry Timothy Dattels.

“Mengingat petinggi dan kekuatan teknologi kami, dengan industri yang terus berkembangan dan semakin kompetitif, kami percaya bahwa sekarang merupakan saat yang tepat untuk mencari strategi alternatif,” lanjutnya.

Pasar BlackBerry Digusur

Sementara itu, BlackBerry meminta JP Morga Securities sebagai penasihat keuangan. Tak hanya itu Skadden, Arps, Slate, Meagher & Flom LLP , dan Torys LLP dipercaya sebagai penasihat hukum.

Untuk diketahui, Berdasarkan data yang dirilis Garter per kuartal kedua 2013, BlackBerry harus rela digusur Microsoft dan menempati urutan keempat sebagai platform yang paling banyak digunakan pengguna smartphone. Android dan iOS masih menjadi platform yang paling banyak dipilih dengan pangsa pasar masing-masing 79.0 persen dan 14.2 persen.

Data yang berakhir per Agustus itu menunjukkan bahwa BlackBerry hanya memproleh 2.7 persen pangsa pasar, turun 2.5 persen dari perolehan tahun sebelumnya sebesar 5.2 persen. Sementara platform Microsoft mencatatkan pertumbuhan pangsa 0.7 persen, dari 2.6 persen pada tahun lalu menjadi 3.3 pada tahun ini.

Apabila Komite Khusus tersebut memilih menjual perusahaan sebagai opsi yang terbaik, lantas siapa yang berminat membeli?
Sumber : http://techno.okezone.com

Jumat, 16 Agustus 2013

BlackBerry Tamat, Akankah iPhone Bernasib Sama?

detail berita
BlackBerry, iPhone, dan Samsung (Foto: CNet)
OTTAWA - Pekan ini nyaring terdengar kabar bahwa BlackBerry tengah mempertimbangkan untuk menjual perusahaannya akibat penjualan smartphone yang kian lesu. Sebagaimana diketahui, posisi kejayaan BlackBerry sudah berapa lama ini tergeser oleh rival terkuatnya, iPhone dan Samsung.

Perusahaan pembuat smartphone asal Kanada itu mengumumkan bahwa pihaknya kini menjajaki “alternatif strategis” untuk mendapatkan popularitasnya kembali. Hal ini persis seperti yang dilakukan oleh Nokia yang sempat terjungkal dari posisi dominasi di pasar gadget sebelum era smartphone.

Disadur Phys, Jumat (16/8/2013), panjang atau pendeknya umur suatu produk tidak dapat ditentukan secara pasti, karena itu sangat penting melakukan inovasi dalam berteknologi. Tidak hanya para pemainnya saja, tetapi juga perangkat keras dan piranti lunak yang terpasang juga harus senantiasa bergerak cepat guna memenuhi permintaan pasar.

Meniti Kejayaan BlackBerry
BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada 2003 lalu, di mana handset ini dianggap sebagai tombak revolusioner. Hal ini dikarenakan perusahaan yang dulu dikenal dengan Research In Motion (RIM) ini memungkinkan para penggunanya untuk browsing internet, email, pesan teks (chatting), dan panggilan suara.

Model bisnis BlackBerry pun dibangun dari pembayaran sejumlah biaya oleh pelanggan untuk terhubung ke BlackBerry Enterprise Server pusat. Sesuai dengan namanya, server ini menyinkronisasi semua fungsi yang ada di perangkat BlackBerry untuk terhubung dengan sebuah oraganisasi.

Kala itu, pendekatan ini memungkinkan BlackBerry untuk menawarkan solusi terpadu untuk memastikan kualitasnya kepada pelanggan, terutama terkait bisnis. Pendekatan terpusat ini juga memungkinkan perangkat ini untuk tumbuh dan mendukung peningkatan (upgrade) software melalui server pusat.

Menilik Kejatuhan BlackBerry
Model terpusat yang digunakan BlackBerry untuk mempertahankan dominasi pasar itu rupanya juga menjadi pemicu kejatuhannya. Semakin besar sistem terpusat yang diterapkannya, semakin sulit untuk perusahaan mempertahankannya dan melakukan inovasi aplikasi atau fitur baru.

Terlebih lagi, setelah kemunculan iPhone yang menawarkan tampilan antarmuka yang lebih modern pada 2007 lalu. Hadir dengan model yang menawarkan pengembangan aplikasi dari pihak ketiga yang mendorong pengguna untuk dapat memperluas personalisasi fitur perangkatnya.

Tak hanya itu, tawaran penyimpanan dan pengelolaan data menggunakan layanan awan (cloud) yang serta koneksi “internet dimana pun Anda berada” yang diusungnya pun menjadi pukulan kuat untuk menjatuhkan BlackBerry.

Dengan menegakkan akses melalui server pusat yang dilakukannya, BlackBerry secara tidak langsung membatasi basis pelanggan mereka. Inilah yang menjadi awal keruntuhan BlackBerry yang mengharuskannya lengser dari kursi raja smartphone.

Bagaimana nasib iPhone di masa kini?
Meski iPhone berhasil menduduki takhta yang sebelumnya ditempati BlackBerry, namun bukanlah jaminan bahwa produknya menuai kejayaan dalam waktu lama. Sebab, kini produk yang ditelurkan oleh Apple tersebut harus berwaspada dengan kehadiran Samsung Galaxy S4 yang menuai kesuksesan.

Berbasis sistem operasi Google, Android kian membuka jalan platformnya untuk pihak ketiga lebih luas yang memungkinkannya untuk menerima lebih banyak inovasi. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi Apple untuk mengalami nasib yang sama dengan BlackBerry.

Akankah kisah seperti BlackBerry berulang kepada iPhone? Kita lihat saja…

Sumber : http://techno.okezone.com